Blogger Jateng

Maraknya Kasus Asusila Anak, Mantan Mendikbud Angkat Bicara

Maraknya aksi kekerasan dan kasus asusila anak mendapat perhatian yang serius bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Untuk menanggulangi aksi kekerasan terhadap anak, Mendikbud canangkan gerakan anti kekerasan di lingkungan pendidikan. Sebagaimana yang dipaparkan Mendikbud, Anies Baswedan, ada tiga tataran yang dapat dilakukan dalam menghadapi aksi kekerasan di lingkungan pendidikan, yaitu : pencegahan, penanggulangan dan pemberian sanksi.

Mantan Mendikbud era SBY, Muhammad Nuh, juga turut menyoroti kasus asusila dan pencabulan serta tindakan kekerasan terhadap anak yang belakangan ini kian marak dan sudah sangat meresahkan. Kasus asusila tersebut melibatkan anak-anak sebagai korban mau pun pelaku. Menurutnya, munculnya kasus asusila yang melibatkan anak-anak ini ibarat fenomena gunung es.  

maraknya kasus asusila anak mantan mendikbud angkat bicara
Ilustrasi: dua orang pelajar kepergok sedang berbuat mesum [foto: duajurai.com] 

Pencegahan kasus ini tak semudah yang diperkirakan, karena butuh penanganan yang khusus. tidak hanya melalui penegakan hukum, tapi juga perlunya adanya pendidikan karakter pada anak. Selain itu, perilaku para pelaku kekerasan seksual ini, timbul karena sifat dewasa anak - anak yang tumbuh sejak dini. Ia juga mengatakan perilaku asusila tersebut dipengaruhi karena kebebasan anak-anak mengakses internet dengan mudah. Ia menganggap itu juga terjadi karena penyalahgunaan IT.

“Sosialisasi tentang penanganan penyalahgunaan IT pada anak harus diikuti para guru BK. Itu satu dari beberapa cara pencegahan agar kasus asusila tidak terus berkembang dan meluas,” ujar Nuh seperti dikutip dari situs JPNN, (15/5/2016).

Pihak Keminfo RI juga langsung merespon fenomena tersebut. Di Jatim, Dinas Kominfo menggelar sosialisasi menangani penyalahgunaan IT di kalangan siswa, bersama guru BK se-Surabaya dan Sidoarjo serta akademisi. Menurut Septriana Tangkary, Direktur Pemberdayaan Informatika Dirjen Aplikasi Informatika Kem-Kominfo Pusat, pemberian pemahaman terhadap penggunaan IT pada anak - anak sangat penting. Baik di sekolah maupun keluarga.

“Penyalahgunaan IT ini berujung pada aksi asusila, bahkan pembunuhan, akibat pornografi di internet. Ini jadi keprihatinan semua pihak,” ujar Septriana. Ia mengaku, selama ini pemerintah melalui Keminfo sudah memberlakukan sistem trust positive kepada penggunaan internet yang berkonten negatif. Ini salah satunya untuk mencegah perilaku menyimpang. 

12 komentar untuk "Maraknya Kasus Asusila Anak, Mantan Mendikbud Angkat Bicara"

  1. jaman sekarang memang banyak kasus asusila yang menimpa generasi muda. mau jadi apa generasi muda ini ? sedangan gerasi muda adalah generasi penerus bangsa taktakala pemimpin telah tiada

    BalasHapus
    Balasan
    1. Konten yang begitu justru lebih banyak diminati.

      Hapus
  2. mungkin karena negara kita wawasan masih menyempit sehingga hal2 ini sering terjadi, atau mungkin karena tempat hiburan terlalu sedikit sehingga menimbulkan niat lain, entah mana yang benar, namun yang pasti jangan terjadi lagi hal2 seperti ini :D

    BalasHapus
  3. itu lah mengapa saat ini evaluasi pendidikan kota sangat banyak. kita masih cenderung bangga orang siswa yang pintar ketimbang yang mengamalkan ilmunya. bagaimana sodara

    BalasHapus
  4. syngnya meski udh dibuat trust positif, pengguna kdng menggunakan jalur alternatif khusus buat unblock situs tsb. sehingga perlunya pengawasan orangtua thd anak hrus lbih ketat jg, dan ank" dibwh umur hrus sring diberikan edukasi dan nasehat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya neng diperlukan pengawasan orangtua ketika anak sudah mulai mengenal dunia internet, selain itu orangtua juga harus menjelaskan tentang hal positif dan negatif dari kehadiran teknologi internet ini

      Hapus
  5. Mesti turun tangan langsung...
    Orang tuanya yang belajar IT, untuk mencari cara mem-blok situs-situs yang kurang tepat...
    Bukan begitu ya Mas...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hal yang paling penting menurut saya sih lebih ke penanaman aqidah akhlak anak sejak dini kang, Insya Allah jika anak sudah memiliki pondasi (keimanan) yang kuat tidak akan mudah mengikuti arus yang kurang baik, paling tidak sudah bisa memgfilter mana yang baik dan mana yang buruk

      Hapus
  6. lah lagian ini juga bukannya karena pemerintah2 nya juga,,, tiap hari dicekoki film cinta ? yah pantes ajalah anak2nya jadi banyak berimajinasi... eheheheh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kang kebanyakan tayangan sinetron yang gak mendidik, dan tentu ini menjadi tantangan bagi para orangtua pastinya untuk bisa memberikan edukasi, tayangan yang seperti apa yang layak ditonton anak-anak

      Hapus
  7. Mungkin disinilah peran dari semua kalangan, baik ortu, guru, pemerintah buat melakukan pencegahan, education sedini mungkin dan hukuman efek jera biar para pelaku jera dan mau yg buat mau berbuat mikir 3 sampai dengan 10 jt kali hehe

    BalasHapus
  8. Kan ada itu tokoh agama yang dulu gembor-gembor genggam internet. Saya sendiri juga bingung, itu tokoh agama itu benar-benar pamain internet atau hanya sekedar dibayar. Jika dia pemain internet pasti tahulah bahwa internet itu dikuasai oleh konten-konten yang begonoan.

    BalasHapus