Blogger Jateng

Haruskah Musik Dangdut Dinodai?

Haruskah Musik Dangdut Dinodai?
Tubuh mereka bergerak gemulai, mengiringi irama yang mengalun syahdu. Penonton pun terbuai melihat penyanyi yang bergoyang, berlenggak-lenggok ke kiri dan ke kanan. Dangdut, apakah selalu dengan goyangan? Lalu, bagaimana musik dangdut yang dapat bertahan tanpa goyangan?

Dangdut merupakan aliran musik yang dikenal sebagai ciri khas bangsa Indonesia. Memang, kerap kali aliran musik ini dianggap sebagai musik rakyat ekonomi kelas bawah atau “kampungan”. Namun, dendangan iramanya mampu menghipnotis pendengar. Anda bisa lihat fakta di lapangan ketika ada pertunjukan musik dangdut, maka bisa dipastikan ramai penonton yang bejubel sambil berjoged dan bergoyang mengikuti alunannya. Bukan hanya di pedesaan bahkan di kota-kota besar sekalipun ketika ada pentas dangdut pasti ramai di padati penonton baik tua mau pun muda, laki-laki maupun wanita. Fakta lain bahwa musik dangdut sangat digemari masyarakat Indonesia, anda bisa lihat pada acara pesta perkawinan atau khitanan, yang biasanya selalu memutarkan lagu-lagu dangdut. Saya belum pernah mendengar, misalnya dalam suatu pesta perkawinan atau khitanan yang diputar itu lagu-lagu rock misalnya, hmmm...tak dapat kubayangkan gimana suasananya ya hehehe....

Baca juga : Manisnya Negeriku - Pujiono (Pengamen di Audisi Indonesian Idol 2014)

Musik dangdut ini menghibur tanpa mengenal suku, ras, ataupun golongan. Musik dinamis dan sederhana, itu lah alasan dangdut mudah diterima sebagai musik khas Indonesia. Tak heran jika terkadang dangdut juga dijadikan alat yang jitu dalam menarik massa dalam berkampanye atau mencari dukungan politik. Dangdut berkembang sekitar tahun 1940, yang berasal dari kata dangdan dut, bunyi dari tabla atau yang kita kenal dengan kendang (gendang). Kemudian, dipengaruhi oleh musik dari India dan Arab lalu, menghasilkan aliran musik baru, yaitu dangdut.

Metamorfosis Musik Dangdut 
Di Indonesia, kehadiran musik dangdut mulai familiar sekitar 1950. Berkat andil Bung Karno yang melarang datangnya segala pengaruh Barat, termasuk musik. Hal ini ditakutkan karena akan terbawanya pengaruh buruk yang tidak sesuai dengan budaya Timur. Seiring perkembangannya, justru inovasi dan kreasi para musisi pedangdutlah yang menodai musik tersebut. Dalam metamorfosisnya, perkembangan musik dangdut tidak hanya berubah dalam sisi musiknya saja. Namun, sisi penyajiannya pun berubah. Kerapkali musisi pendatang baru, berinovasi dengan menjual “kepuasan” yang berbeda.

Sedikit membandingkan, para musisi dangdut terdahulu seperti Rhoma Irama, Elvi Sukaesih, dan lainnya sangat menerapkan etika bermusiknya. Di setiap karyanya, mereka berupaya menyampaikan pesan lewat syair lagu yang dibuat, bernyanyi dengan suara merdu serta cengkok yang indah. Begitulah gambaran perbedaan musik dangdut, dahulu dan sekarang.

Baca juga : Mengenang Abiem Ngesti "Sang Pangeran Dangdut"

Kini, dunia musik dangdut lebih dihebohkan dengan syair lagu yang “nakal” dan  fenomena “goyangan” para pedangdut. Lirik serta goyangan, diambil sebagai jalan pintas untuk mendongkrak popularitas. Identiknya dalam setiap penampilan, mereka hanya memamerkan kemolekan tubuhnya, menggunakan pakaian yang serba ketat, dan menyuguhkan goyangan yang erotis.
Haruskah Musik Dangdut Dinodai?
Image By agsgd.blogspot.com
Musik yang hampir dinikmati berbagai kalangan usia ini, seharusnya membuat para pedangdut mengerti tujuan setiap karya yang dibuatnya. Selain berkewajiban memerhatikan nilai moral yang berlaku, penting bagi sebuah karya turut mencerdaskan para penikmatnya, terutama anak-anak.

Tidak hanya penampilan secara off air, seringkali penampilan yang seronok ini disiarkan melalui televisi sehingga dapat disaksikan oleh siapa saja. Penampilan yang tergolong seronok, dapat mudah meracuni pikiran anak-anak dengan berbagai hal yang berbau pornografi. Sikap dan perilaku pun otomatis berubah, seperti meniru goyangan-goyangan yang dilihatnya.

Yang perlu diketahui, masa remaja merupakan masa imitasi atau meniru. Pakaian yang serba ketat, mungkin akan berdampak besar pada remaja pecinta music dangdut, sedangkan massa yang dimilikinya cukup banyak berasal dari golongan usia tersebut.
Kecenderungan mengikuti gaya berbusananya pun perlu diwaspadai. Terkesan lebay? Ya! Budaya Timur yang peka terhadap makna kesopanan lambat laun akan luntur, jika generasi mudanya lupa cara berpakaian yang beradab. Dengan begitu jangan salahkan siapapun, apabila tingkat kriminalitas juga bertambah.

Tak kalah berbahayanya, lirik lagu merupakan instrumen awal dalam memengaruhi pendengarnya. Lirik “nakal” dapat berdampak bagi anak-anak yang mengikuti syair lagunya, yang sebenarnya tidak mereka pahami baik dan buruknya. Pesan di dalam sebuah lirik lagu memiliki dua bentuk. Pertama ialah bentuk pesan yang positif, dengan kata lain karya tersebut bertujuan untuk mendidik. Kedua, walaupun tak pantas disebut pesan, ialah bentuk pesan yang negatif, isi lirik tersebut sama sekali tak bermakna mencerdaskan generasi mudanya.

Menjaga Eksistensi Tanpa Menodai 
Musisi sejati ialah musisi yang tahu bagaimana berkarya tanpa mengandalkan sensasi. Melakukan inovasi dan kreasi memang hal yang positif, jika diarahkan dengan baik. Perkembangan musik dangdut yang tidak statis, seharusnya dapat menjadi modal dasar para pedangdut untuk mencari inovasi yang tidak ecek-ecek.

Alat musik yang semakin modern pun dapat digunakan untuk memperindah setiap alunan musik. Aliran musik baru yang semakin banyak bermunculan, juga dapat dijadikan alternatif untuk membuat sebuah karya baru hasil pengolaborasian kedua aliran yang berbeda.
Tak perlu ragu dengan hasil karya musik tanpa goyangan. Jika Anda berpikir dangdut akan mati karena itu, coba dipikirkan ulang. Karena pedangdut seperti Rhoma Irama pun masih mampu menjaga eksistensinya tanpa harus menodai musik dangdut.

Tak Ada Kata Terlambat 
Menyimpangnya identitas bangsa Indonesia berupa sopan dan santun, akan dengan mudah mendorong rusaknya akar budaya masyarakat. Wajah dangdut yang kini kian erotis, kiranya akan menimbulkan tanda tanya di sanubari. Relakah kita menikmati musik dangdut, yang semakin berperan di atas ambang kehancuran moral bangsa?

Jawabannya ada pada Anda. Alangkah baiknya upaya menjadi kreatif dan inovatif, jika sebelumnya dimaknai terlebih dahulu. Dengan demikian, hasil perpaduan kedua unsur tersebut tidak akan menodai sebuah pencapaian yang sudah diraih. Jika sudah terlanjur? Perbaiki lah! Tak ada kata terlambat, untuk memulai sesuatu yang lebih baik.

Jayalah musik dangdut Indonesia!

Penulis : Gayatri Alunnagara 

Sumber : http://tgpbelajarjurnalistik.wordpress.com/2012/12/03/musik-dangdut-harus-kah-dinodai/

54 komentar untuk "Haruskah Musik Dangdut Dinodai?"

  1. Seharusnya orang lebih dapat menghargainya dengan layak dari musik dangdut in. Bagaimana bisa di hargai kalau kitanya sendiri tidak bisa menghargai seni budaya dari dangdut sendiri ya ?

    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat mas, kebanyakan dari kita terlebih generasi muda biasanya cenderung gengsi kalo dah disinggung masalah musik dangdut, padahal kalo kita mau sadar justru dangdut merupakan ciri khas Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara manapun :)

      Hapus
    2. Semoga saja pelaku yang Menghancurkan Dangdut, di maafkan oleh
      Allah Swt. gak ada ucapan apa-apa sih Mas soalna di nasehati juga
      Gak bakalan nurut. malahan makin menjadi hhhh.. moga aja pada sadar

      Hapus
    3. jadi miris saya ya kalau melihat yang begituan

      Hapus
  2. ciri khas negara kita jangan sampai menjadi penghancur moral bangsa kita, tergantung bagaimana masyarakat kita menyikapi semua ini..

    BalasHapus
  3. sangat-sangat tida terpuji
    musik yang digandrungi semua kalangan dinodai oleh orang2 yang tak bertanggung jawab
    dan ingin mengejar materi saja

    BalasHapus
  4. dangdut ini merupakan satu2 musik khas Indonesia yg tdk dijumpai di negara lain :D semoga tetap lestari ya mas ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul banget mbak, sangat disayangkan generasi pedangdut masa kini lebih menjual kemolekan tubuhnya doang ketimbang suaranya.

      Hapus
  5. Menjadi aneh yah ketika dangdut adalah kebanggaan Indonesia (katanya) karena khas Indonesia banget, tp kemudian di rusak sendiri oleh penikmat dan pelaku dangdutnya sendiri... Sayang sekali!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak pedangdut itu sendirilah yang merusaknya, semua itu terjadi demi popularitas semata, tidak memperhatikan dampak buruknya.

      Hapus
  6. prilaku pe dangdut itu sendiri yang membuat musik dangdut itu musik ecek ecek....beda banget kan sama musik Blues kesukaan saya...;o)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wuih hebat pisan kang selera musiknya tinggi banget, ngomongin musik blues saya langsung teringat dengan GBS "Gugun Blues Shelter" baru saya suka banget :)

      Hapus
    2. ahahahaha keren sekali mang Lembu komentarnya. Tapi mang lembu suka kan liat liat joget joget toples kayak gitu? Hayoooooooooo

      Hapus
    3. Kalo kang Lembu sih kagak kang Asep, kagak salah lagi maksudnya, jangan-jangan paling depan lagi nontonnya wkwkwkwk...

      Hapus
    4. jangankan live nya, wong ng'blog azh suka diselingi nonton dangdut gituan deh ih....

      Hapus
  7. kenapa mesti pusing? kan ada Rinso pembersih noda wkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nodanya udah terlalu membandel kang jadi dibersihin pake rinso juga gak mempan hehehhee....

      Hapus
  8. hmm memang dangdut jaman dulu lebih bagus.. karena benar" sejatinya dangdut yang menyajikan suara, sya'ir, irama dan gerakan yang bagus...
    tanpa adanya gerakan" yang tak senonoh seperti gambar di atas, itu mah bukan dangdut tapi menjual gerakan porno,,,
    karena tanpa seperti itu nggak laku kali yeaa karena nggak punya modal apa" di dunia dangdut.
    jadi yea apapun di lakukan demi popularitas walaupun itu merusak nama baik dangdut itu sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, dangdut jaman dulu lebih bagus, kita bisa bandingkan dari segi kualiatas suara terus liriknya juga lebih bagus, sopan dan terdapat pesan positif yang disampaika ke pendengarnya.

      Hapus
  9. Dunia mengakuinya bahwa dangdut adalah musik terbesar di negeri asalnya ( Indonesia ) namun sangat disayangkan dengan adanya segelintir orang yang menodai citra dangdutnya itu sendiri,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget kang, bahkan seorang musikus rock asal Amerika Prof. Andrew N Weintraub sangat tertarik dan kemudian mengadakan riset penelitian terhadap musik dangdut yang kemudian ditulis dalam bukunya "Dangdut Stories Book" yang sebelumnya pernah meneliti musik gamelan sunda.

      Hapus
  10. ckckck jadi makin parah ajah gan emang, tapi permintaanya untuk penyanyi gitu juga banyak gan

    BalasHapus
  11. harus bisa mengembalikan dangduk ke citra yang positif seperti jaman dulu.. Tugas siapa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya susah mas, peran media juga berpengaruh banget tentunya :)

      Hapus
  12. Merosotnya citra dan martabat Dangdut, peran perusaknya bukan dari asumsi
    Asing saja yah Mas Marnes, tetapi Anak putra Derah sendiri yang meracuni budaya
    Dangdut yang Murni sehingga Abrasi penghancuran norma hilangan dengan tindak
    Yang tak bertanggung jawab dan mementingkan sebelah pihak. subbhanallah !!!!

    BalasHapus
  13. tapi tidak semua musisi dangdut seperti itu mas, salam sukses

    BalasHapus
  14. Musiknya bagus, tapi penyanyinya yg gak bagus :|

    BalasHapus
  15. berkarya tanpa mengandalkan sensasi itu cocok banget, tapi sekarang kayaknya kebalikannya ya mas ... hehehe

    BalasHapus
  16. jual harga diri itu namanya....

    BalasHapus
  17. katanya musik asli Indonesia, tapi penyanyinya sekarang kayak jual diri di panggung. walaupun gak semua penyayi dangdut kayak gitu sih. bisa di lihat penyanyi dangdut yang senior-senior, mereka gak harus kayak gitu juga.

    BalasHapus
  18. Pusing sayah lihatnya Kang...
    Nyanyi dangdut sampe nunging nunging gitu kayak yang mau nyangkul. Hadoh... parah nih Emansipasi :)

    BalasHapus
  19. Harusnya bisa lebih menjaga lagu dangdut Kang,

    Sebaiknya yang seronok-seronok aparat yang terkait bertindak lebih tegas, baik itu terhadap artisnya maupun pihak penyelenggara.

    BalasHapus
  20. gambarnya itu loh, menggoda iman banget, hehe... iya kagen ma musik dangdut dulu...seperti rhoa, mansur s, meggy Z...

    BalasHapus
  21. wah semoga musik dangdut bisa jaya dengan keanggunanny bukn dengn keburuknny :)

    BalasHapus
  22. Menurut saya mereka begitu karena ingin laku hehe.. Maaf kalo keceplosan. Opini saya lho :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya sih gitu mas, cuma buat popularitas supaya mereka laku dan bisa eksis di dunia dangdut walaupun dengan cara-cara yang tidak patut

      Hapus
  23. Dulu jaman evita mala, megi z dan lainya, saya suka musik dangdut mas. Tapi semenjak datang penyanyi2 dangdut dengan suara pas pasan dan hanya menonjolkan goyangan dan kesexyan.
    Saya jadi jijik dengan dangdut mas. Sekarang saya suka musik rock punk metal dan cadas. Itu lebih baik buat saya dari pada dangdut sekaramg yang norak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas musik dangdut jaman sekarang memang tidak seenak dangdut jaman dulu, saya sendiri gak suka dengan lagu-lagu dangdut jaman sekarang, saya lebih suka dengan dangdut jaman dulu. Kalo masalah musik hampir semua jenis musik saya suka mas hehehehe...

      Hapus
  24. Padahal kalau boleh di bilang sih ini salah satu ciri khas dari indonesia lho, dan kadang di kotori sama oknum yang tidak bertanggung jawab :(

    BalasHapus
  25. cuma pkir diri sendiri aja ya mas.. btw blognya sudah saya follow jika berkenan follback ya mas. http://all-game-software.blogspot.com/

    BalasHapus
  26. Semoga dangdut bisa tetap jaya tanpa begitua :D

    BalasHapus
  27. hny nyimak, kebetulan sy gk doyan musik! *smile

    BalasHapus
  28. Dangdut sekrng udah bergeser kayaknya :)

    BalasHapus
  29. iya sepertinya ada pergeseran musik dangdur ya mas. Terutama musik dangdut lokal ini yang sudah menjurus ke itu hmmmm :)
    bang haji sebagai raja dangdut harus bertindak nih :)

    BalasHapus
  30. ane kebetulan suka musik dangdut sob, tapi yang palign ane nggak suka kalau ada yang tawuran sob saat konser dangdut

    BalasHapus
  31. no komen sob kalau masalah beginian, nikmati aja apa yang ada hahahahahaha

    BalasHapus
  32. musik dangdut itu indentik dengan bangsa Indonesia, sekarang sudah mulai hilang iya mas.

    BalasHapus
  33. semoga musik dangdut bisa kembali ke fitrahnya sebagai musik identitas bangsa indonesia..

    BalasHapus
  34. waduh mas, meskipun saya suka musik dangdut, tapi kalau melihat dangdut yang tingkahnya beginian, suka malu ckckckc

    BalasHapus